Monolog 22 dalam Drama Berbabak-babak

Menjadi 22. Semoga mendewasa.

Selain percaya bahwa mandi dan es krim akan menjaga mood dalam kondisi baik, saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan. Termasuk kelahiran seseorang. Saya percaya masing-masing orang memiliki peran dan porsinya masing-masing. Tidak ada yang memiliki peran lebih banyak maupun lebih sedikit. Setiap orang, memiliki porsi sama besar.

Lahir di penghujung tahun akan memaksa kita melalui berulangnya hari lahir sebagai salah satu refleksi hidup di tiap tahunnya. Semacam reminder dalam diri, apa sajakah yang belum dilakukan di tahun ini?

Tak ada yang pernah tahu apa rencana semesta. Apa yang akan dilakukan pada semesta dalam setiap skenario masing-masing orang. Di suatu waktu, ia akan melambungkan skenario dalam hamparan bunga-bunga dengan ribuan imajinasi ala cerita putri-putrian, di waktu lain akan dihempaskannya dengan segera dalam kesadaran penuh akal. Waktu yang lain akan dilimpahkannya segala macam pengharapan penuh dengan kepastian tapi siapa yang tahu esoknya akan ada di keputusasaan dengan mendadak.

Itulah rencana dalam naskah drama berbabak-babak milik Semesta. Tak ada yang tahu kapan adegan terakhir, tak ada yang tahu kapan babak terakhir akan dimulai. Karena itu, menurut saya, jalani saja peran dan porsimu dengan sebaik-baiknya.

dsc_0017-copy

Menjadi bagian dari 2016 menghadirkan macam dan ragam rasa. Tak bisa dipungkiri, 2016 mempertemukan saya dengan banyak orang, juga mengikhlaskan kepergian beberapa orang. Ada banyak sekali pertemuan dan kehilangan yang terjadi. Sesuatu yang tak saya pikirkan di hari lahir tahun lalu. Saya tak menyiapkan hati untuk melepaskan. Tapi, bukankah skenario adalah teka-teki dan tak ada yang kebetulan?

Saya melepaskan seseorang lalu bertemu dengan orang lainnya. Saya melepaskan beberapa pekerjaan lalu bertemu dengan pekerjaan lain. Saya melepaskan beberapa kesempatan lalu bertemu kesempatan yang lain.

Saya menapakkan kaki dalam banyak keputusan besar tahun ini, dan sedang menjejakkan kaki dalam sebuah lompatan besar. Demi pencapaian yang lebih lagi.

Akhir kata, ulang tahun tetaplah momen yang menghangatkan hati. Kado tetaplah sesuatu yang dinanti. Terima kasih untuk mereka-mereka yang melengkapi 22 tahun perjalanan hidup.

“Ada orang-orang yang ditakdirkan Tuhan dalam hidup bukan untuk jadi pendamping, melainkan sekadar singgah. Mereka ajarkan kita apa yang harus kita tahu dan pelajari, lalu pergi. Beberapa di antaranya ada yang kembali, beberapa di antaranya ada yang tetap pergi.”

 

Dua puluh dua tahun lebih dua hari.

Medan, 22/12/2016

7:07 wib

15 thoughts on “Monolog 22 dalam Drama Berbabak-babak

  1. Selamat ulang tahun, Yuni. Semoga bisa segera berjumpa dengan pendamping yang perannya melengkapi peranmu dalam tiap adegan yang sudah disiapkan semesta untukmu 🙂

    Liked by 1 person

      1. Nah, abang kasih tahu ya, abang ultah 10 Februari, jadi karena kau sudah tahu, kau harus kirimkan hadiah ya 😂

        Like

Akan menyenangkan mengetahui pemikiranmu untuk postingan ini :)